Disini akan kuceritakan sebuah pengalaman cinta, yaitu antara aku dan seseorang. Dan kisah ini benar benar kualami….selamat membaca
Kisah ini terjadi beberpa tahun yg lalu. Bukan sebuah hal asing lagi bagi para pemuda untuk mengenal jatuh cinta, atau mempunyai pasangan. Lain denganku, yg saat itu belom ada satupun yg mampu manarik simpatiku. Ya bukan tak berani, memang q idamkan seorang pasangan yg sederhana saja, kalem, dan yg pastinya dia Islam dan taat ibadah.
Hingga pada suatu ketika, temanku memperkenalkanku dengan seorang cewek, sebut saja namanya "I", yg pada saat itu dia sedang kontrak kerja jauh di negeri orang tepatnya di malaysia, sedangku sama merantau tapi dinegeri sendiri jakarta tepatnya.
Memang antara jakarta dan malaysia cukup jauh, paginya q coba hubungi dia lewt hp, y sekedar untuk berkenalan dlu. lama hingga berjam jam, tak kunjung juga ada balasan, hingga pada tepat jam 10 malam hpq berbunyi. Dan tepat balasan darinya. Dgn ramah diapun membalas semua kata kataku. Semakin hari semakin dekat hubungan antara kami. Y meski jarak membentang dan pemisah antara aq dan dia.
Tak terasa 2 tahun berlalu dan selama itu pula hubungan kami berjalan lewat komunikasi hp, dan hampir setiap hari kami bertutur sapa, kadang pagi pagi, kadang siank, kadang malam. Y dimana sesempatnya aq atau dia.
Hingga pada suatu hari dia bercerita bahwa dia akan segera pulang kampung dan memutuskan tidak akan melanjutkan kontrak kerja disana. alangkah bahagianya diriku karna akan segera bertemu dgn wanita yg selama ini q tunggu da q idamkan. Dan dlam benakq berkata'' selepas dia pulang segera mungkin akan q nikahi dia"
Tibalah hari yg q tunggu, kring..kring..hpku berbunyi. Dan rupanya tlpn darinya, dia berkata" maz sekarang sudah dirumah, kapan maz pulang juga" dgn senyum q jawab segera sampai kampung. Diapun menjawab balik" cepetan y maz, q tunggu, q pun jawab lagi dgn senangnya " yuhuuuuu tunggulah maz segera tiba. Tanpa pikir panjang langsung saja q melangkah ke stasiun untuk pulang naik kereta,
Sesampainya dirumah sehabis berbincang bincang dgn ortuku, dan menjelaskan maksud tujuanq pulang, bergegas q stater sepeda motor jupiter z warna merah maron, yg dikala itu q beri nama "si merah"
Alangkah terkejutnya diriku, ketika sampai dialamat rumah yg dia beri padaku. Bukan terkejut karna apa, tetapi karna ku lihat diteras rumah kulihat seorang wanita berkulit putih, berambut panjang, dgn senyum mengembang sehingga terpancar kecantikan yg luar biasa (menurutku) dlm hati berkata" apa ini dia orangnya" ya memang selama ini ku belom pernah melihatnya/pun fotonya, begitu juga dia lom pernah melihatku. Hatiku kembali berkata" kalau iya ini dia, sungguh bagai burung pipit yg mendapatkan merpati khayangan" heheheee
Ku beranikan menyapanya dan ku tanyakan apakah benar ini rumah "I" diapun menjawab. Iy benar saya sendiri. Kembali lidahku kelu dan jantungku berdebar kencang, aliran darahku seakan terhenti, baru pertama kali main kerumah cewek yg begitu mempesona,…sedangkanku dgn tampang yg pas pasan, heheheee
Dgn sedikit senyum ku berkata apakah kita mau ngobrol sambil berdiri didepan pintu begini aja….dgn senyum dan sedikit malu dia jawab…oya ya mari maz masuk, kamipun duduk" berbincang bincang. Tak lama kemudian dia pamitan mau bikin kopi kedapur, bersamaan itu pula dari depan datang seorang bapak" yg sudah agak tua. Dan ternyata itu ayahnya. Ku jabat tanganya dan kuperkenalkan diriku dan maksud kedatanganku. Beliaupun menyambut dgn ramahnya.
Tak terasa kulihat jam tangan dilenganku, jarumnya cepet sekali pikirku, saat itu jam menunjukkan pukul 21.00 pm. yg disaat itu q belom ingin pulang. Mau tak mau ku harus jaga tata cara bertamu. Langsung saja ku paamit pulang dan tak lupa ku pamit sama bapaknya.
Sambil naik si merah kearah rumahku, senyum senyum sendiri pula ku dijalan, tak peduli orang dijalan yg melihatku mau berkata apa, ( saking bahagianya).
Esok harinya q mendapat tlpn dri jakarta, untuk segera berangkat jkarta. Karna ada beberpa pekerjaan yg haru ku selesaikan.
Langsung aja kulaju motorku simerah menuju rumah si "I" untuk menuju jkarta. Diapun mengizinkan dan diucapkannya hati hati dijaln dan dijakarta, jangan lupa kalau sempat segera pulang. Semoga usaha lancar. Begitu yg dia katakan saat itu.
Pada saat itulah ku merasakan benar" yang namanya jatuh cinta, rasanya punya seorang pujaan hati, punya tempat saling bertukar pikiran, meskipun ku harus melaluinya dgn hubungan jarak jauh, tapi ku merasakan begitu bahagia, dan hari hari trasa indah, apalagi bila si dia telpn, kadang dengan suara manjanya, kadang dengn cemberutnya kalau lagi kesel, kadang dgn…yah pokok'e ada ada aja dechhh.
Perasaan itu semua ku yang rasakan, tak tau dia'nya, mersakan hal yg sama/ tidak, yang ku tau rasa seperti itu tumbuh begitu saja, dan ku tak tau knpa ku bisa mencitainya. Sehari saja tak ada kabar darinya, rasa gelisah, resah mendatangiku, bukan apa, tapi seakan kwatir dan tak mau terjadi apa apa padanya. Setiap Shubuh, Dzuhur, Azar, Maqrib, Isya' tak ketinggalan selalu ku kirimkan pesan singkat untuknya " udah masuk waktu Shalat, udah Shalat lom dek???"""""Meskipun dia balasnya dengan singkat pula "udah maz" itu saja udah benar" melegakanku. Untk mengobati rasa rindu akan dia, selalu ku sempatkan kadang 2, kdang 3 bulan sekali untk pulang menemuinya.
Hari, minggu, bulan, tahun,,,tak tersa pula hubungan jarak jauh antara aku dan dia telah berlangsung 2 tahun lebih beberapa bulan (semenjak kepulanganya ke indo). Sejauh itu hubunganku dan dia tak ada suatu masalah, ya misal ada selalu bisa terselesaikan dengan akal sehat tanpa emosi, bila dianya lgi sebel atau sedikit emosi selalu ku diam dan kutunggu sampai emosinya reda baru ku jawab dan ku jelaskan ini itu, diapun mendengarkan.
Namun keadaan berubah….ketika itu, baru saja ku pulang dan sekitaran baru 1 minggu ku sampai jakarta, kring…kring…bunyi hpku, dan tak lain telpn darinya. Dlm tlpn dia beri tahu bahwa ayahnya sakit dan harus segera kerumah sakit, tanpa pikir panjang segera ku bergegas menuju stasiun untk pulang kembali. Sekalipun kerjaanku sedang numpuk numpuknya,,,itu tak masalah buatku, karna memang ku tak punya bos/ atasan. Jadi ku bebas mau apa aja.
Dalam keadaan seperti itu, disepanjang jalan perasaanku benar" tak nyaman, ya kepikiran dia'ya (pasti) dan juga ayahnya. Yg sudah sangat dekat dan telah mengenalku. Benar juga…belom sampai dirumah, telpn kembali berbunyi. Dan itu sms dari dia. Dlm sms " maz bapak meninggal, cepatlah sampai maz"…kembali jantungku berdetak cepat, lidah terasa kaku, badan terasa lemas. Masih sempat ku balas " sabar ya dek, bentar lgi sampai" begitu jawabku.
Sampailah pula saya dirumahku. Sehabis ku temui ortuku, langsung saja ku stater si merah, karna buru buru,,,kukebut dgn kecepatan penuh, salip sana salip sini tak ku hiraukan seperti apa ramainya jalan waktu itu. Pas kebetulan hari itu hujan turun sangat deras, tanpa jas hujan dan basah semua bajuku..petir menyambar nyambar seakan mencegahku agar tak meneruskan perjalanan, dan serasa petir mengikutiku disepanjang jalan, tak ku pedulikan itu semua, yang ku tau hanya ingin segera sampai kerumahnya. Dan melihatnya dlm keadaan baik baik saja,
EeeeeEhmhmhmmmm….ya mungkin belom jodohku/ memang nasibku yang kurang beruntung, sesampainya didepan rumahnya ku lihat, ayahnya yang hendak dimakamkan sudah berbungkus kain kafan, tapi itu belom seberapa,,,,kulihat 2 meter tepat sejajar dengan ayahnya yg sudah berbungkus kafan. kembali lagi jantungku seakan berhenti, lidahku kelu, langkah kakiku seakan tak bisa melangkah. Bukan karna apa, tapi kulihat seorang laki laki dan seorang perempuan yg tak lain dia ("I") dengan didepanya seorang Kyai. Dan ternyata dia sedang dinikahkan, dgn laki laki yg sudah tak asing lagi bagiku. Bayangkan saja betapa remuk bagai dipukul seribu kali, atau…Aaaaccchhh pokoknya tak bisa diungkap dgn kata".
Dengan rasa yg sudah bercampur aduk tak karuan, badan yg benar" terasa lemas, pakaian basah kuyup dan tak sempat ku lap muka, ku beranikan masuk. Pertama ku temui dan kulihat dlu ayahnya yg sudah meninggal, dan kulanjutkan langkah untuk menyalami keduanya, ( dia "I" dan yg laki" ) seakan ingin meneteskan airmata saat itu, tapi masih bisa kutahan atau karna …ku paling susah untk menangis. Malah dia"I" yg langsung menangis melihatku datang dgn suasana seperti itu. Saat kujabat tangannya, sempat ku ucap "selamat ya dek, semoga menjadi keluarga yg sakinah, mawadah, warahmah" dengan diiringi airmatanya (dia "I") terus dia menatapku, tak ada sepatah katapun bisa dia ucap saat itu, kulanjut ucapkan selamat kepda si laki" dan ku ucap "selamat danjaga dia baik baik, bahagiakan dia, jangan kau sakiti dia" begitu kataku kpda si laki laki. Saat itu adiknya pun ikut menangis, tak ketinggalan saudara"nya, seakan benar benar berhiaskan air mat saat itu. Ku yg masih bisa menahan airmata, tak mau lama lama. Segera ku pamit untk pulang dgn alasan akan segera ke jakarta lagi, ya emang ku tak mau lama lama dirumah. Ingin segera kulupakan semuanya.
Sampailah ku dirumahku, dan segra kumandi, habis mandi langsung saja kupamit untk kejakarta lagi kepada ortuku. Melihat keadaanku yg buru buru. Ortuku pun bertanya" apa yg terjadi, baru sampai kok udah mau berangkat lagi, apa yg terjadi disana" begitu ortuku bertanya, rasa sedih yg memuncak tak kutampakkan pada ortuku, dgn senyum ku jawab. Tidak apa apa mak, pak, semua baik baik saja." Begitu jawabku. Y bukan apa…ku emang tak bisa melihat ortuku sedih dan jangan sampai hal itu terjadi. Dgn alasan kerjaan udah numpuk akhirnya diizinkan pula, untk segera ke jakarta.
Sepanjang jalan ku merenung dan berkata dalam hati""""""apakah kesetiaanku selama ini harus berakhir seperti ini???? Apakah salahku hingga ia mengkhianatiku????? ketika pertanyaanku sendiri tak bisa kutemukan jawabannya…ku tatap keatas, tanpa terasa ku berucap. """Yaa Allah Yaa Tuhanku, bila ini semua adalah yg terbaik untukku, dan untuknya ku Ikhlas Yaa Allah….semua atas kehendak-Mu. Maha Besar Engkau, Maha Adil Engkau Yaa Allah. Semua atas-Mu, kuyakin Engkau telah siapkan yg terbaik bagiku, tabahkan dan sabarkanlah aku Yaa Allah….dan kumohon pada-Mu, jagalah dia, lindungilah dia, ampunilah dosa"nya. Amin."""""""". Tanpa kusadari ternyata penumapang kereta yang lain mendengarkanku dan melihat semua kearahku, sambil berkaca kaca mata mereka seakan ingin menangis, malahan sudah ada yg menangis. Ada juga yg berkata "seng sabar ya mz, semoga dpat ganti yg lebih baik, amin. Ku pun tertunduk malu.
Dikirim oleh : aku aku dan rasaku